Nama : Hanif Choirul Yahya
NPM : 23415025
Kelas : 3ic06
Getaran adalah gerakan bolak-balik dalam suatu interval waktu
tertentu. Getaran berhubungan dengan gerak osilasi benda dan gaya yang
berhubungan dengan gerak tersebut. Semua benda yang mempunyai massa dan
elastisitas mampu bergetar, jadi kebanyakan mesin dan struktur rekayasa
(engineering) mengalami getaran sampai derajat tertentu dan rancangannya
biasanya memerlukan pertimbangan sifat osilasinya.
Salah satu tujuan belajar getaran adalah mengurangi efek negatif
getaran melalui desain mesin yang baik. Hampir semua alat gerak mempunyai
masalah getaran karena adanya ketidak seimbangan mekanisme, contohnya :
§ Mechanical failures karena material fatigue
§ Getaran dapat mengakibatkan keausan yang lebih cepat
§ Dalam proses manufaktur, getaran dapat menyebatkan hasil akhir yang buruk
Selain efek yang merusak, getaran dapat digunakan untuk hal hal
yang berguna. Contohnya:
§ Getaran digunakan dalam conveyors getar, mesin cuci, sikat gigi
elektrik.
§ Getaran juga digunakan dalam pile driving, vibratory testing of
materials.
§ Getaran digunakan untuk menaikan efisiensi dari proses permesinan
seperti casting dan forging.
Pengelompokkan Getaran:
1.
Getaran
Bebas dan Paksa
2.
Getaran
Teredam dan tak teredam
3.
Getaran
Deterministic dan Random
1.
Getaran Bebas Dan Getaran Paksa
Getaran Bebas
Getaran bebas terjadi jika sistem berosilasi karena bekerjanya gaya
yang ada dalam sistem itu sendiri (inherent), dan jika ada gaya luas yang
bekerja. Sistem yang bergetar bebas akan bergerak pada satu atau lebih
frekuensi naturalnya, yang merupakan sifat sistem dinamika yang dibentuk oleh
distribusi massa dan kekuatannya. Semua sistem yang memiliki massa dan
elastisitas dapat mengalami getaran bebas atau getaran yang terjadi tanpa
rangsangan luar.
Getaran Paksa
Getaran paksa adalah getaran yang terjadi karena rangsangan gaya
luar, jika rangsangan tersebut berosilasi maka sistem dipaksa untuk bergetar
pada frekuensi rangsangan. Jika frekuensi rangsangan sama dengan salah satu
frekuensi natural sistem, maka akan didapat keadaan resonansi dan osilasi besar
yang berbahaya mungkin terjadi. Kerusakan pada struktur besar seperti jembatan,
gedung ataupun sayap pesawat terbang, merupakan kejadian menakutkan yang
disebabkan oleh resonansi. Jadi perhitungan frekuensi natural merupakan hal
yang utama.
2.
Getaran Teredam dan Tak Teredam
Damping
Dalam system dynamic bekerja dissipative forces – friction,
structural resistances. Umumnya, damping dalam structural systems adalah kecil
dan mempunyai efek yang kecil terhadap natural frekuensi. Tetapi, damping
mempunyai pengaruh yang besar dalam mengurangi resonant pada structural system
3.
Getaran Deterministic dan Random
Getaran
Deterministic
Sinyal disebut deterministic, selama harga dari sinyal dapat
diprediksi.
Getaran Random
§ Tidak
memiliki sinyal yang periodik maupun harmonik
§ Harga
dari getaran random tidak dapat di prediksi
§ Tetapi
getaran random bisa di gambarkan secara statistic
Getaran bebas
tanpa peredam
Model massa-pegas sederhana:
Pada model yang
paling sederhana redaman dianggap dapat diabaikan, dan tidak ada gaya luar yang
memengaruhi massa (getaran bebas). Dalam keadaan ini gaya yang berlaku pada
pegas Fs sebanding dengan panjang peregangan x,
sesuai dengan hukum Hooke, atau bila dirumuskan secara matematis:
dengan k adalah tetapan pegas.
Sesuai Hukum kedua Newton gaya
yang ditimbulkan sebanding dengan percepatan massa:
Karena F = Fs, kita
mendapatkan persamaan diferensial biasa berikut:
Gerakan
harmonik sederhana sistem benda-pegas. Bila kita menganggap bahwa kita memulai
getaran sistem dengan meregangkan pegas sejauh A kemudian
melepaskannya, solusi persamaan di atas yang memerikan gerakan massa adalah:
Solusi ini
menyatakan bahwa massa akan berosilasi dalam gerak harmonis sederhana yang
memiliki amplitudo A dan
frekuensi fn. Bilangan fn adalah
salah satu besaran yang terpenting dalam analisis getaran, dan dinamakan frekuensi
alami takredam. Untuk sistem massa-pegas sederhana, fn didefinisikan
sebagai:
Catatan: frekuensi sudut ω (ω
= 2πf) dengan satuan radian per detik kerap kali digunakan dalam
persamaan karena menyederhanakan persamaan, namun besaran ini biasanya diubah
ke dalam frekuensi “standar” (satuan Hz) ketika menyatakan
frekuensi sistem.
Bila massa dan
kekakuan (tetapan k) diketahui frekuensi getaran sistem akan dapat
ditentukan menggunakan rumus di atas.
Getaran bebas
dengan redaman
Bila peredaman
diperhitungkan, berarti gaya peredam juga berlaku pada massa selain gaya yang
disebabkan oleh peregangan pegas. Bila bergerak dalam fluida benda
akan mendapatkan peredaman karena kekentalan fluida. Gaya akibat kekentalan ini
sebanding dengan kecepatan benda. Konstanta akibat kekentalan (viskositas) c ini
dinamakan koefisien peredam, dengan satuan N s/m (SI)
Dengan menjumlahkan semua gaya yang berlaku pada benda kita
mendapatkan persamaan
Solusi
persamaan ini tergantung pada besarnya redaman. Bila redaman cukup kecil,
sistem masih akan bergetar, namun pada akhirnya akan berhenti. Keadaan ini
disebut kurang redam, dan merupakan kasus yang paling mendapatkan perhatian
dalam analisis vibrasi. Bila peredaman diperbesar sehingga mencapai titik saat
sistem tidak lagi berosilasi, kita mencapai titik redaman kritis.
Bila peredaman ditambahkan melewati titik kritis ini sistem disebut dalam
keadaan lewat redam.
Nilai koefisien
redaman yang diperlukan untuk mencapai titik redaman kritis pada model
massa-pegas-peredam adalah:
Untuk
mengkarakterisasi jumlah peredaman dalam sistem digunakan nisbah yang dinamakan nisbah redaman. Nisbah ini
adalah perbandingan antara peredaman sebenarnya terhadap jumlah peredaman yang
diperlukan untuk mencapai titik redaman kritis. Rumus untuk nisbah redaman (ζ)
adalah
Sebagai contoh
struktur logam akan memiliki nisbah redaman lebih kecil dari 0,05, sedangkan
suspensi otomotif akan berada pada selang 0,2-0,3.
Solusi sistem kurang redam pada model massa-pegas-peredam adalah
Nilai X, amplitudo awal, dan ϕ, ingsutan fase, ditentukan
oleh panjang regangan pegas.
Dari solusi
tersebut perlu diperhatikan dua hal: faktor eksponensial dan fungsi cosinus.
Faktor eksponensial menentukan seberapa cepat sistem teredam: semakin besar
nisbah redaman, semakin cepat sistem teredam ke titik nol. Fungsi kosinus
melambangkan osilasi sistem, namun frekuensi osilasi berbeda daripada kasus
tidak teredam.
Frekuensi dalam
hal ini disebut “frekuensi alamiah teredam”, fd, dan
terhubung dengan frekuensi alamiah takredam lewat rumus berikut.
Frekuensi
alamiah teredam lebih kecil daripada frekuensi alamiah takredam, namun untuk
banyak kasus praktis nisbah redaman relatif kecil, dan karenanya perbedaan
tersebut dapat diabaikan. Karena itu deskripsi teredam dan takredam kerap kali
tidak disebutkan ketika menyatakan frekuensi alamiah.
5 EFEK GETARAN MEKANIK DAN ARAH GETARAN TERHADAP
MANUSIA
Pengaruh getaran
terhadap manusia diteliti pada empat variabel yaitu lelahan, energi kerja, waktu
respon, dan ketidaknyamanan. Untuk pengolahan ta, nilai akselarasi getaran dikelompokkan
atas 9 tingkat akselarasi yaitu a <
5 m/s2, 0.5 < a < 1.5 m/s2, 1.5
< a < 2.5 m/s2, 2.5 < a < 3.5 m/s2 3.5< a < 4.5 s2, 4.5< a < 5.5 m/s2, 5.5< a < 6.5 m/s2, 6.5< a < 8.5 m/s2, dan 8.5< a < 10.5 s2. Jumlah
data dalam setiap kelas bervariasi antara 5 sampai 17 data. ngelompokkan data bertujuan
agar setiap pengaruh akselarasi terhadap variabel
Penelitian disebabkan
oleh kondisi getaran yang sama. Penelitian ini lebih mfokuskan pada pengaruh tingkat
akselarasi dari 0 sampai 6.5 m/s2, karena ta lebih lengkap tersedia hanya sampai
akselarasi 6.5 m/s2. Sedangkan untuk selarasi di atas 6.5 m/s2 data hasil simulasi
lebih sedikit, sehingga untuk ngantisipasi keterbatasan data maka ukuran interval
akselarasi yang digunakan njadi lebih besar. Untuk selanjutnya nilai akselarasi
dalam pengolahan data akili oleh nilai tengah setiap level.
Nilai rata-rata
akselarasi diperoleh dari nilai Root Mean
Square akselarasi tuk ketiga arah getar.
Tidak digunakan nilai Vibration Dose Value (VDV) rena nilai crestfactor yang dihasilkan berada di bawah
1. Crestfactor adalah io antara amax terhadap aRMS. Jika crestfactor lebih
dari 9 maka digunakan nilai V sebagai
rata-rata akselarasi untuk menjamin efek dari getaran kejut ikut
Mempertimbangkan.
Perhitungan nilai crestfactor untuk sampel data penelitian dapat pada Lampiran
5. Sesuai dengan
rancangan awal simulator,
tidak dapat getaran kejut dalam proses
simulasi.
Akselarasi getaran
yang digunakan dalam penelitian ini bervariasi antara 1 s2 sampai 10 m/s2. Akselarasi horizontal di atas 11
m/s2 merupakan kondisi ak aman untuk kerja
selama lima menit dan akselarasi vertikal di atas 5 m/s2 rupakan kondisi tidak aman untuk kerja selama
lima menit berdasarkan tasan dari grafik fatigue-decreased proficiency dari ISO
2631-1 untuk frekuensi taran 16 Hz. Getaran berada pada frekuensi antara 9 Hz sampai
30 Hz, data mpel dapat dilihat pada Lampiran 7 yang memuat sampel data getaran dan
nilai estfactor.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar